SHARE

Istimewa

CARAPANDANG.COM – Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa salah satu solusi untuk menumbuhkan inflasi adalah menggenjot kelompok masyarakat dengan pendapatan menengah dan atas untuk membelanjakan uang mereka.

Saat dihubungi di Jakarta, Jumat, Josua menjelaskan bahwa 40 persen masyarakat menengah dan 20 persen masyarakat teratas menyumbang 80 persen dari angka inflasi.

“Sekarang kan pertanyaannya bagaimana kita menggenjot yang 40 persen di tengah dan 20 di atasnya,” katanya.



Josua menuturkan selama pandemi COVID-19 masyarakat menengah ke atas cenderung menahan belanja dan berjaga-jaga dengan menabung. Terbukti dengan simpanan di perbankan dan dana pihak ketiga yang terus tumbuh hingga 11 persen.

Ia berharap berbagai stimulus yang ditawarkan pemerintah seperti relaksasi pajak PPnBM untuk kendaraan bermotor dan PPN properti bisa membangkitkan minat masyarakat menengah ke atas untuk berbelanja.

“Kombinasi kebijakan ini yang kita harapkan bisa menggerakkan confidence, karena selama ini yang menengah ke atas tidak pede (percaya diri) untuk berbelanja dan mungkin mereka melihat bahwa tidak ada yang bisa di-spending,” jelasnya.



Pemerintah, katanya, sudah memiliki strategi yang cukup baik untuk mendorong belanja masyarakat termasuk dengan menggalakkan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Kini tugas pemerintah mengawasi pelaksanaan berbagai stimulus tersebut agar seluruh anggaran bisa terserap dengan baik.

“Dari sisi alokasi anggaran sudah ada, dari sisi undang-undang turunan juga sudah ada. Tinggal bagaimana eksekusi di lapangan karena kan (jangan sampai) seperti anggaran PEN tahun lalu yang tidak terserap semuanya,” ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Februari 2021 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, lebih rendah dibandingkan Januari 2021 sebesar 0,26 persen sehingga inflasi tahunan (yoy) menjadi 1,38 persen.